Kesalahan mendidik anak, memang pada dasarnya bukan disengaja tetapi lebih cenderung kepada ketidaktahuan orangtua tentang bagaimana cara mendidik yang baik dan benar. Mendidik anak tidak cukup hanya dengan bersikap baik ya, tapi juga harus benar sebab banyak orangtua yang bersikap sangat baik kepada anaknya tetapi malah menyebabkan anaknya jadi manja. Nah, oleh karena itu menjadi orangtua yang baik tidak cukup, sebab

harus dibarengi dengan ilmu parenting. Mendalami bagaimana menjadi orangtua yang baik, atau bagaimana mendidik anak yang benar memang tidak semudah membalikkan kedua belah tangan, sebab menyangkut psikologi manusia. Namun, pada dasarnya anak sama seperti orang dewasa tetapi dalam bentuk mini. Mereka memiliki rasa suka, tidak suka, sedih, marah yang sama seperti orang dewasa.

Berikut ini, kesalahan mendidik anak yang sering dilakukan orangtua. Ayo kita cross check, barangkali ada salah satunya sering dilakukan kepada anak kita.

  1. Orangtua membuat keputusan tanpa melibatkan pendapat anak
Kesalahan mendidik anak
menanyakan pendapat pada anak mengajarkan anak bertoleransi

Contohnya, membuat keputusan liburan ke suatu tempat tanpa melibatkan anak dalam musyawarah. Ada baiknya, melibatkan anak dalam musyawarah sebelum membuat sebuah keputusan. Anak yang terbiasa diajak bermusyawarah akan memiliki toleransi yang tinggi.

  1. Menuduh anak melakukan suatu kesalahan tanpa menanyakan kebenarannya terlebih dahulu
Source biasakan bertanya pada anak, bukan menuduh

Sering orangtua ketika melihat suatu peristiwa yang tidak sesuai harapan, kemudian menuduh anak sebagai biang keroknya. Padahal, mereka belum menanyakan kebenarannya pada anak. Hal ini akan membuat anak sakit hati dan kehilangan kepercayaan. Segerakan meminta maaf dan jangan diulang kembali.

Contohnya, sang adik yang sedang bermain dengan kakaknya menumpahkan gelas kopi hingga pecah. Orangtua yang mendengar ini langsung datang dan menuduh sambil marah-marah kepada sang kakak. Kira-kira jika orangtua di posisi sang kakak, sakit hati tidak ? Sakit hati dong!

Maka biasakan bertanya, “Siapa yang menumpahkan kopi?” Pertanyaan ini akan terdengar lebih ramah di telinga anak dan tidak membuatnya sakit hati. Ingat, kuncinya biasakan bertanya pada anak, bukan menuduh.

  1. Orangtua sibuk dengan HP, sedangkan anak yang ada dihadapannya diacuhkan
Source ilustrasi orangtua yang sibuk dengan gadget

Pernahkah ketika orangtua saling berhadapan dengan anak, tetapi orangtua malah sibuk dengan gadgetnya dan anak yang dihadapannya tidak diajak ngobrol untuk sekedar bertanya “Bagaimana perasaanmu hari ini?” , “Apa yang terjadi di sekolah hari ini?” Atau yang lainnya. Nah, jika ini sering terjadi, perbaikilah! Sebab anak butuh diajak ngobrol, curhat, menceritakan kesehariannya di sekolah sehingga tercipta bounding.

Jika hal ini tak terjadi, orangtua seharusnya khawatir karena anak akan mencari tempat curhat, bercerita segala permasalahannya kepada orang lain yang barangkali malah akan memberikan pengaruh negatif kepada anak.

  1. Orangtua jarang bercerita dan mengajak anak berbincang-bincang
Ilustrasi orangtua berbincang dengan anak , source

Apa sih pentingnya mengajak anak berbincang-bincang ? Pertama, mencegah pengaruh negatif dari lingkungan sekitar. Kedua, menciptakan ikatan batin (bounding) orangtua dan anak.

  1. Memberikan anak semua keinginannya
Ilustrasi orangtua dan anak source

Orangtua yang baik memang akan memberikan semua keinginan anak, tetapi anak juga harus belajar menerima kondisi penolakan. Jangan ragu untuk mengatakan tidak kepada anak, sebab anak yang selalu mendapatkan keinginannya akan menjadi anak yang manja, tidak dapat menerima realita hingga menjadi pribadi yang rewel. Ia akan merengek sampai keinginannya dikabulkan.

Ada saatnya orangtua menolak keinginan anak dan orangtua wajib menjelaskan keadaan dan alasannya. Jangan sampai menolak tapi tanpa penjelasan.

  1. Agar anak tidak rewel, orangtua memberikan HP dan TV sepanjang waktu
menonton tv source

Ini memang jurus paling ampuh membuat anak diam, tenang dan lambat laun tertidur di depan TV atau gadget. Namun, hal ini tidak direkomendasikan sebab pada beberapa kasus terlalu banyak di depan tv atau gadget menyebabkan speech delay (terlambat berbicara). Pada beberapa kasus lainnya menunjukkan gejala serupa anak autisme, seperti tidak mau memandang lawan bicara, membeo (ketika diajak berbicara cenderung mengikuti kata-kata lawan bicara tanpa paham maknanya), menyukai benda-benda yang berputar, dll.

  1. Terlalu sering makan di luar rumah
Ilustrasi pemilih makanan source

Anak yang terlalu sering makan masakan dari luar rumah seperti restoran, gofood, dll cenderung tidak menyukai masakan rumah. Seenak apapun masakan rumah tetap bagi anak yang terbiasa dengan menu makanan luar akan merasa makanan rumah tidak enak. Kalau sudah begini repot ya harus beli makanan dari luar terus ?

  1. Monoton dalam menu makanan
Ilistrasi Susah makan source

Monoton dalam menu makanan akan membuat anak menjadi pemilih makanan. Ia hanya akan menyukai makanan yang itu-itu saja dan tidak memakan jenis makanan lainnya. Repot kan jika sudah susah makan ?

Nah kan ternyata ada banyak ya. Yuk kita belajar lagi menjadi orangtua yang tak hanya baik, tapi juga benar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like