Gangguan kepribadian ambang atau dalam bahasa lainnya adalah borderline personality barangkali jarang didengar atau diketahui oleh masyarakat awam. Namun, yang perlu diketahui oleh banyak orang, dilansir The Conversation bahwa gangguan kepribadian ini umumnya terjadi karena trauma di masa kecil, sehingga lebih tepat dikatakan sebagai respon terhadap trauma daripada gangguan kepribadian. 

Juga, masih dilansir The Conversation bahwa penderita gangguan kepribadian ambang umumnya disebabkan trauma akibat kekerasan seksual, kekerasan fisik, pengabaian yang sangat ekstrim oleh keluarga terdekat, perpisahan dengan orangtua atau orang terdekat.

Dikutip dari halodoc bahwa :

BPD adalah gangguan kesehatan mental yang berdampak pada cara berpikir dan merasakan tentang diri sendiri dan orang lain. Ini bisa menyebabkan masalah pada kehidupan sehari-hari. Termasuk masalah citra diri, kesulitan mengelola emosi dan perilaku, serta pola hubungan yang tidak stabil.

Jadi, dengan kata lain penderita memiliki cara berpikir yang tidak umum dan perasaan yang tidak umum terhadap diri sendiri maupun orang lain. Ketidakumumannya ini sering menyebabkan penderita terhempas dari pergaulan sosial. 

Dikutip dari aladokter

BPD bisa menyebabkan penderitanya berpikir bahwa dirinya buruk, bersalah, atau tidak berarti. Pikiran ini bisa hilang timbul, sehingga membuat penderitanya kalut dan berusaha mencari pembenaran atau pembelaan ke orang-orang sekitarnya untuk meyakinkan bahwa dirinya tidak buruk.

Untuk itu, penting juga orang tua mengetahui gejala gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder (bpd) pada remaja yang diantaranya meliputi : 

  1. Penderita gangguan kepribadian ambang sering mengalami Mood swing
Gangguan kepribadian ambang
Pexels.com/Cottonbro

Ya, pada beberapa penderita gangguan kepribadian sering mengalami mood swing, tidak terkecuali pada penderita gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder (bpd). Mood swing ini dapat terjadi tanpa alasan atau pemicu. Misalnya rasa benci pada seseorang tanpa alasan, lalu tiba-tiba dapat merasa kasihan pada orang tersebut yang juga tanpa alasan. Atau rasa marah yang tiba-tiba lalu berganti dengan cemas dan lain sebagainya.

  1. Penderita sering mengalami delusi
Gangguan kepribadian ambang
Istock.com/SIphotography

Penderita cenderung berkeyakinan tentang sesuatu hal yang akan terjadi berdasarkan sesuatu yang tidak masuk akal. Juga, pada beberapa kasus ia merasa mendengar suara seseorang yang tak nampak sedang berbicara padanya menyuarakan ajakan-ajakan tertentu. Juga, pada beberapa penderita memiliki teman khayalan yang mendorong penderita untuk bunuh diri.

  1. Penderita cenderung berbohong
Istock.com/SIphotography

Pada beberapa penderita gangguan kepribadian, kebiasaan berbohong adalah hal yang sering terjadi, termasuk pada penderita gangguan ambang. Bahkan pada beberapa kasus, penderita berbohong untuk hal-hal yang situasinya tidak membuatnya terpaksa berbohong. Tidak jarang, penderita mempercayai dusta yang diucapkannya sehingga tak dapat membedakan antara kenyataan dan dusta.

  1. Perasaan hati yang hampa secara terus menerus dan berkepanjangan.
  2. Penderita sering melukai diri sendiri
Gangguan kepribadian ambang
sumber gambar: pexels.com/Karolina Grabowska

Sering melukai diri sendiri sebagai respon terhadap rasa sedih, terluka dan kecewa. Biasanya, perasaan negatif ini akan teralihkan dengan melukai fisiknya. Melukai fisik penderita gangguan ambang ini dapat berupa percobaan bunuh diri, membenturkan kepala, menyilet lengan, membakar tangannya dan lain sebagainya.

  1. Penderita memiliki perasaan hipersensitif
Gangguan kepribadian ambang
pexels.com/Daniel Reche

Perasaan hipersensitif sehingga menyulitkan penderita bergaul dengan orang-orang sekitar, termasuk pergaulan dengan keluarganya sendiri. Perasaan hipersensitif ini akan membuat penderita mudah tersinggung, mudah kecewa, mudah sedih, anti kritikan dan perasaan negatif lainnya yang kemudian akan mendorong penderita melukai dirinya sendiri untuk mengalihkan perasaannya pada luka fisik.

Sayangnya, dari sudut pandang masyarakat awam, seseorang dengan gangguan kepribadian sering dianggap kurang ibadah atau kerasukan setan. Itulah pentingnya mengkonsultasikan masalah kejiwaan pada seorang ahli untuk mengetahui akar permasalahan dan mendapatkan solusi yang tepat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like