Buku Habibie dan Ainun soft cover dengan sampul depan bergambar foto lawas keduanya merupakan karya Bapak B.J Habibie yang terbit tahun 2010. Buku ini diawali dengan cerita pertemuan Habibie dan Ainun di halaman pertama yang diberi judul “Sekali Peristiwa di Rangga Malela 11 B.” Tentu bukan pertemuan pertama mereka sebagai anak-anak atau remaja, tetapi pertemuan pertama mereka sebagai manusia dewasa muda yang sedang mencari cinta. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab buku ini mengisahkan perjalanan cinta dan karir Habibie dari awal hingga akhir.
Dari halaman 1 hingga 311 cerita yang dikisahkan dalam buku tebal ini didominasi tentang perjalanan karir Habibie, semenjak ia masih berstatus sebagai Asisten Peneliti Profesor di Jerman hingga di puncak karirnya. Namun demikian, kisah karirnya yang mendominasi disisipi kisah-kisah romantis kehidupan rumah tangganya bersama Ibu Ainun tentang bagaimana Ibu Ainun mengerjakan pekerjaan rumah tangganya sementara Pak Habibie fokus pada karirnya, bagaimana Ibu Ainun mengurus kesehatan keluarga, menghemat pengeluaran rumah tangga, menjadi pendengar yang baik sekaligus penasihat ketika Habibie memintanya dan selalu support karir suaminya.
Juga, pada beberapa halaman porsi yang menceritakan kisah Ibu Ainun cukup mendapatkan tempat tersendiri misalnya peran Ainun sebagai istri pejabat dalam organisasi kenegaraan, kisah Ainun dirawat di rumah sakit, perjuangannya untuk sembuh selama sepuluh tahun lamanya, dioperasi dan meninggal.
Jadi, secara garis besar buku ini menceritakan perjalanan sukses Pak Habibie dalam karir dan rumah tangganya dimana ia sebagai anak bangsa sangat berdedikasi tinggi dalam ilmu pengetahuan. Secara bersamaan, ia sebagai pemimpin dalam rumah tangga juga tetap memperhatikan istri dan anak-anaknya, bahkan tak segan membantu istri untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga di tengah-tengah kesibukan karirnya. Bahkan, bumbu-bumbu romantis dalam rumah tangga Habibie dan Ainun tetap terpelihara hingga ajal memisahkan mereka.
Sepak terjang Pak Habibie dalam karir dan ilmu pengetahuan sudah diakui secara nasional dan dunia internasional, serta dapat dilihat di televisi maupun internet. Namun, kesuksesan dia sebagai pemimpin dalam rumah tangga berada di belakang layar dan tak dapat dilihat secara kasat mata melalui televisi maupun internet.
Namun demikian, melalui buku Habibie & Ainun ini, (order klik) misteri kesuksesan beliau dalam bahtera rumah tangga terpecahkan. Sehingga, bisa disimpulkan beberapa poin gaya kepemimpinan beliau sebagai pemimpin dalam rumah tangganya, sebagai berikut ini:
- Sering bertutur kata romantis dalam komunikasi keseharian dengan Ibu Ainun.
- Tidak segan untuk meminta maaf kepada istri.
- Menjadikan Ibu Ainun sebagai tempat berkeluh kesah, bahkan sering meminta pendapatnya.
- Tidak pernah membuat keputusan sendiri dalam hal-hal yang berkaitan dengan rumah tangga.
- Tidak segan membantu istri dalam pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci piring, mencuci popok bayi, dan lain sebagainya.
- Selalu bersama, sehingga dimanapun Pak Habibie berada, disitu pula ada Ibu Ainun.
- Sering bergandengan tangan dan meluangkan waktu berduaan dengan Ibu Ainun.
Sebagaimana kata pepatah, jatuh cinta itu mudah namun memelihara cinta itu jauh lebih susah. Ibarat kata cinta itu bunga, yang apabila tidak dipelihara dengan pupuk, pencahayaan yang baik, penyiraman yang teratur, lama kelamaan akan layu. Begitu pula cinta, harus dipelihara agar tetap mekar dan selalu bersinar seperti pandangan pertama.