
Banyak hubungan yang terjadi pada level alam bawah sadar. Misalnya, hal-hal yang Anda sukai dari pasangan tapi tak bisa diungkapkan lewat kata-kata; koneksi kimia yang kalian berdua miliki; momen-momen yang terasa sinkron dan terkoneksi—semuanya itu merupakan hal yang penting dalam level hubungan yang emosional dan dalam. Pernahkan merasa pasangan anda dapat membaca pikiran anda, kalian dapat menyelesaikan kalimat satu sama lain, atau bahkan berjalan, berbicara, dan bertindak dengan cara yang serupa? Jika anda merasa demikian, itu pertanda ikatan yang kuat dan dalam—entah kalian baru bertemu atau sudah berteman baik sejak kecil—dan hubungan seperti ini dinamai: mirroring.
Apakah itu mirroring? Mirroring adalah peristiwa alam bawah sadar yang bisa menimbulkan perasaan nyaman karena manusia secara evolusi dirancang untuk tertarik pada orang yang mirip dengannya. Jika dilakukan secara sadar, hal ini dapat berperan besar dalam proses pengenalan seseorang dan membangun tingkat kenyamanan bersama. Mirroring sering kali dibahas dalam konteks interaksi bisnis dan penjualan yang lebih agresif, namun konsep ini sebenarnya juga berlaku untuk hubungan pribadi. Ketika hal itu terjadi di alam bawah sadar, hal itulah yang membedakan persahabatan atau cinta yang kuat dari yang lainnya. Apa manfaatnya bagi hubungan Anda? Semuanya bermuara pada komunikasi nonverbal, dan kami telah meminta bantuan seorang ahli untuk membantu menjelaskan konsep ini dari sudut pandang psikologi.
“Sederhananya, mirroring adalah mencocokkan perilaku seseorang, baik itu suaranya, perkataannya, atau isyarat non-verbalnya ( gerak tubuh, gerakan, dan postur tubuh),” jelas pakar bahasa tubuh Tonya Reiman. “Khususnya antara dua orang dengan jenis kelamin yang sama, Anda bahkan dapat melihat orang-orang mencocokkan pitch, nada, kecepatan kedipan, dan pernapasan.
”Disini, kita akan eksplorasi bagaimana dan kapan mirroring terjadi dalam sebuah hubungan, bagaimana fenomena ini dapat membantu atau melukai ikatan, dan kapan hal ini bisa menjadi pertanda adanya masalah dalam sebuah hubungan.
Bagaimana dan Kapan Mirroring Terjadi?
Bagaimana cara kerja mirroring? “Ini adalah proses yang secara aktif dan tidak sadar meniru perilaku orang lain,” jelas Reiman. Contohnya, saat wawancara kerja. Jika merasa gugup, Anda mungkin cenderung menghindari kontak mata atau bersikap sedikit tertutup. Namun, jika mencoba untuk meniru pewawancara, Anda akan terlihat percaya diri dan menjalin hubungan dengan lawan bicara, pada akhirnya akan membuat Anda merasa lebih nyaman. Anda mungkin duduk dalam posisi yang sama, atau menggaruk lengan Anda saat dia menggaruk matanya, sehingga menciptakan hubungan secara non-verbal.
Dan tentu saja, teknik ini juga berperan dalam kisah romantisme pada pertemuan pertama! “Saat mencoba mendekati seseorang di bar, lakukan teknik ini dengan sengaja,” kata Reiman. “Amati cara seseorang berdiri dan bergerak, lakukan gerakan dan postur yang sama untuk memberi sinyal bahwa kalian berdua mirip, yang menyiratkan bahwa kalian berdua cocok satu sama lain. Dalam aspek dasar hubungan apapun, ini berarti perasaan yang selaras.”
Pelajaran Apa yang Dapat Dipetik dari Mirroring Terkait Hubungan Romantis?
Jika Anda menjalin hubungan jangka panjang, mirroring bukanlah praktik yang aktif, karena hal ini merupakan refleksi eksternal dari sebuah hubungan. “Untuk hubungan yang sudah dalam secara emosional, mirroring adalah sesuatu yang terjadi secara alami,” kata Reiman. “Jika Anda dan pasangan berpegangan tangan dan berjalan bersama, kemungkinan besar kalian berjalan dengan langkah yang sama dan kecepatan yang sama. Kalian selaras satu sama lain dan mengikuti gaya berjalan pasangan —itulah mirroring.” Mirroring menyebabkan arus deras yang Reiman sebut sebagai ” kimia cinta”, sebuah luapan perasaan positif yang membuat Anda merasa lebih dekat dengan orang lain, memperkuat ikatan dan berkontribusi pada pondasi kokoh yang dibutuhkan hubungan yang langgeng.
Bisakah Mirroring Memberikan Sinyal Adanya Konflik dalam Hubungan?
Mirroring dapat membantu mengenal satu sama lain sejak dini, tetapi setelah melewati fase bulan madu, hal itu akan terasa alami. Tidak merasakannya? Gunakan mirroring sebagai kesempatan untuk melihat di mana hubungan Anda berada. “Misalnya, jika Anda dan pasangan dulu biasa berpelukan sangat erat—dengan tubuh saling bersentuhan, saling mengusap punggung—dan sekarang Anda hanya berpelukan saja, ini sinyal bahwa hubungan kehilangan keintiman. Itu pertanda bahwa ada yang tidak beres dalam hubungan Anda,” jelas Reiman. Tanyakan kepada pasangan Anda apakah ia menyadari perubahan ini. “Jika kalian berdua sama-sama menyadari adanya kesenjangan, maka ini pertanda baik bahwa kalian dapat bekerja sama untuk membangunnya kembali,” lanjutnya. “Baik itu hubungan romantis atau persahabatan, saya selalu memulai dengan mendorong pasangan—orang-orang yang sama-sama tertarik untuk membangun kembali hubungan—untuk duduk di posisi yang sama dan saling menatap mata selama tiga menit penuh.”
Ya, menatap pasangan Anda memang membutuhkan waktu yang lama, tetapi itu juga akan menghidupkan kembali proses refleksi tersebut. “Anda duduk dalam posisi yang sama dan saling memandang satu sama lainnya di saat yang sama, menyebabkan kimia otak bekerja lagi. Itu adalah perasaan hubungan yang tidak disadari, tetapi terbentuk secara sadar.” Mengapa itu berhasil? “Menatap satu sama lain seperti itu memunculkan kerentanan yang hanya sedikit dari kita yang mau menerimanya. Kerentanan yang dimaksud adalah perbedaan antara keinginan dan upaya memperbaiki hubungan atau jika diungkapkan dengan kata-kata “Wah, awalnya hubungan ini menyenangkan tapi mari akhiri saja.”
Bagaimana Menggunakan Mirroring untuk Membangun Ikatan yang Kuat?
Dalam sebuah pernikahan, suami istri mungkin secara tidak sadar saling meniru (mirroring), tetapi itu bukan satu-satunya hubungan yang perlu dibangun. Anda juga berada dalam kondisi membangun koneksi dan ikatan dengan orang lain dalam kehidupan pasangan —yaitu mertua. “Misalnya, saat pertama kali bertemu ibu mertua, luangkan beberapa menit pertama untuk mendengarkan secara aktif. Singkirkan filter dan ego dalam diri, dan cobalah untuk menempatkan diri pada posisinya,” kata Reiman. “Jika dapat keluar hal-hal yang ingin dilakukan, maka Anda dapat lebih mudah beradaptasi dan secara otomatis mengatur perilaku dan postur tubuh untuk menjalin hubungan dengannya.” Hal ini membutuhkan latihan, tetapi mendengarkan secara aktif akan memberikan petunjuk tentang bahasa yang digunakannya atau cara dia duduk, dan Anda dapat mulai terhubung. “Ketika berbicara tentang membangun hubungan, intinya adalah membantu Orang A (dalam hal ini ibu mertua) merasa nyaman dengan dirinya sendiri sehingga Orang A dapat benar-benar terbuka kepada Orang B (yaitu Anda!), dan kemudian Orang juga B merasa nyaman dan menciptakan ikatan.”
Bagaimana Mirroring Bisa Disalahgunakan?
Kedengarannya hebat, bukan? Seperti hampir semua hal, mirroring memang memiliki sisi buruk—yang membawa kita kembali ke penjual yang agresif tadi. “Peniruan juga bisa bersifat manipulatif, itulah sebabnya Anda mungkin merasa tidak nyaman jika seorang penjual mulai meniru tindak-tanduk Anda agar produknya terjual,” jelas Reiman. Ya, kita dirancang untuk tertarik pada orang-orang yang seperti kita, tetapi kita semua juga memiliki firasat ketika seseorang membangun kepercayaan diri yang salah dan mencoba membuat kita melakukan sesuatu yang tidak ingin kita lakukan. “Jika mirroring yang dilakukan orang lain pada Anda tidak membawa ke situasi nyaman, tetapi malah lebih membawa Anda ke situasi yang tidak diinginkan, itu adalah tanda bahaya. Orang tersebut menempatkan Anda dalam situasi harus menyukainya, alih-alih merasa ingin menyukainya,” lanjutnya. “Mirroring seharusnya membuat Anda lebih terbuka sejak awal, tetapi begitu berbagi keintiman satu sama lain dan tindakan non-verbal tidak sesuai satu sama lain, maka jangan dipaksakan, itu pertanda bahwa mungkin kalian memang tidak ditakdirkan untuk bersama.”
Terjemahan dari: brides.com
referensi gambar : freepik.com
order terjemahan via email : sharot@ymail.com