
Pernah baca buku novel fiksi tanpa konflik atau nyaris tanpa konflik? Lebih suka novel dengan konflik yang ekstrim apa flat? Jika merasa lebih suka yang tanpa konflik, novel berjudul “Dallergut: Toko Penjual Mimpi” bisa jadi salah satu bacaan yang asyik sambil menemani ngopi.
Konflik dalam sebuah cerita, saya kira, salah satu hal yang membuat sebuah cerita menjadi lebih menarik. Ketika tokoh utama memiliki sebuah tujuan hidup yang sulit dicapai karena ada beberapa hal yang menghalangi, disitulah sebuah plot berjalan.
Melalui konflik, plot berjalan dengan rangkaian sebab akibatnya. Menarik bukan? Namun, tidak demikian dengan buku fiksi berjudul “Dallergut Toko Penjual Mimpi”. Di dalamnya cerita berjalan secara datar.
Buku karya Lee Mi Ye yang berasal dari Negeri Ginseng ini memang tidak memiliki konflik yang berarti yang kemudian mempengaruhi jalannya sebuah cerita. Oleh karenanya, setiap bab dalam buku ini memiliki ceritanya sendiri dan selesai dalam satu bab. Jadi, buku ini merupakan buku yang ringan dibaca yang barangkali cocok untuk pembaca yang tidak begitu suka cerita-cerita yang njlimet, tetapi penuh dengan imajinasi.
Secara garis besar, buku novel fiksi ini bercerita tentang sebuah industri. Jangan membayangkan sebuah industri di dunia nyata, walau sama-sama terjadi transaksi jual beli. Industri di dalam buku ini hanya terjadi dalam dunia mimpi, dimana ada sebuah desa terkenal bernama Dallergut. Di desa itu ada sebuah toko penjual mimpi yang memproduksi mimpi dan menjualnya. Namun demikian, toko tersebut selalu ramai oleh pelanggan yang terdiri dari hewan dan manusia yang ingin tidur panjang atau tidur siang.
Toko tersebut terdiri dari beberapa lantai. Ibarat sebuah film yang memiliki berbagai macam genre, mimpi-mimpi yang di jual di toko tersebut terdiri dari banyak genre yang dikelompokkan berdasarkan lantai. Genre-genre tersebut di antaranya tentang masa kecil, perjalanan menyenangkan, melahap makanan lezat, hingga mimpi buruk dan mimpi misterius.
Karena toko ini merupakan industri, maka selayaknya industri di dunia nyata pastilah ada penjual, pembeli, produsen, penjaga toko dan lain sebagainya. Persis, di toko tersebut terdiri dari Dallergut, si pemilik toko; Penny, karyawan baru yang ceroboh dan penuh rasa ingin tahu; Aganef Coco, produser mimpi legendaris; dan Vigo Myers, manajer lantai dua.
Selain itu, diceritakan pula di dalam buku ini keseharian para pegawai toko beserta kisah-kisahnya, kisah hidup para pembeli mimpi, berbagai kisah menarik tentang produksi mimpi, juga ada penghargaan terhadap mimpi-mimpi terbaik.
Dallergut selalu ramai pengunjung yang ingin mencari mimpi-mimpi istimewa. sehingga para karyawan selalu sibuk. Para pembeli mimpi bahkan dapat memesan mimpi sesuai dengan harapan mereka, kerinduan, atau trauma dalam hidup. Misalnya, rindu dengan orang-orang yang telah hilang dari hidupnya, harapan yang membuat mereka bertahan lebih lama untuk hari esok atau bahkan menemukan keajaiban yang tidak mungkin mereka temukan dalam kehidupan.
Daripada fokus pada konflik-konflik yang njlimet sebagaimana umumnya novel, buku ini lebih kepada pembelajaran hidup yang dapat dipetik dari setiap mimpi. Bahwa selalu ada hikmah dari setiap kejadian dalam hidup, bahwa setiap individu memiliki sisi baik dan buruk dari kehidupannya.
Novel ini meraih kesuksesan sebagai salah satu novel dengan penjualan terbaik dalam skala internasional dan sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Informasi Buku Novel Fiksi Dallergut Toko Penjual Mimpi
- Panjang : 20.5 cm
- Lebar : 13 cm
- Berat : 0.25 kg
- Isi : 300 halaman
- ISBN : 9786026486608
- Pengarang : Lee Mi Ye
- Penerbit : BACA
- Bahasa : Indonesia
- Bentuk karya : Fiksi
- order: ig tokobuku_sharot