Etos Kerja Korea Selatan dapat kamu lihat dalam drama. Jika kamu senang menonton drama Korea, maka mungkin kamu akan terheran-heran melihat adegan anak sekolah yang pada malam hari masih hilir mudik di jalanan sepulang sekolah. Tul betul, di Korea selatan anak-anak SMA pulang jam 10 malam dari sekolah dengan lama belajar 16 jam (coba dihitung jam berapa mereka masuk kelas). Itu pun sudah termasuk ikut les dan program-program yang menunjang nilai akademik demi bisa masuk perguruan tinggi negeri yang bonafid.

Karena etos kerja masyarakat Korea Selatan sifatnya sudah menjadi budaya, maka jangan dibayangkan ada orang yang hidupnya leha-leha dan santuy-santuy. Jangankan anak sekolah, para orang dewasa yang bekerja sampai jam 10 malam pun, bisa kerja lembur hingga jam 3 subuh, atas inisiatifnya sendiri.

Namun, tidak jarang juga atasan yang menelepon tengah malam agar bawahannya mengerjakan sesuatu yang mendesak. Kalau sudah ditelepon tengah malam, iya mau enggak mau pasti bablas hingga jam 3 subuh. Wajarlah jika Korea Selatan menduduki peringkat ke-3 sebagai negara dengan etos kerja paling tinggi. Namun, bukan hal ini tanpa risiko kesehatan. Negara Korea Selatan termasuk salah satu negara dengan tingkat insomnia paling tinggi. Oleh karenanya obat tidur adalah hal yang paling dicari orang Korea Selatan, jika masih belum bisa tidur mereka bisa minum alkohol supaya membantu lekas tidur. Tingkat stres yang tinggi dan tingginya konsumsi obat tidur, berdampak pada tingginya tingkat orang tidur sambil jalan, bahkan ada kasus kecelakaan mobil di pusat kota Seoul yang disebabkan oleh pasien berjalan sambil tidur, dilansir BBC News Indonesia.

Bahkan, pemerintah Korea selatan sampai buat aturan untuk memotong jam kerja demi mengatasi stres dan kelelahan kerja masyarakat. Namun, memang dasarnya etos kerjanya sangat tinggi, apalah arti sebuah aturan?

Jangankan urusan yang berhubungan sekolah dan pekerjaan, untuk berjalan kaki pun masyarakat Korea Selatan terbiasa berjalan cepat yang mereka sebut dengan istilah pali-pali yang artinya cepat-cepat. Bergerak cepat bagi masyarakat Korea Selatan bukan hanya satu, dua atau tiga urusan tapi mencakup segala aspek kehidupan. Filosofi bergerak cepat (pali-pali) dalam budaya masyarakat Korea Selatan ini adalah agar tidak ketinggalan dari negara maju lainnya. Jadi, bagi mereka waktu sangat berharga.

Jepang vs Korea Selatan, hubungan etos kerja dan cara makan

etos kerja korea selatan
sumber gambar

Dengan produktivitas yang tinggi, jam pulang kerja dan sekolah yang umumnya jam 10 malam, maka jika dihitung rata-rata, masyarakat Korea Selatan hanya tidur selama 6 jam 30 menit, lebih lama 10 menit dari umumnya masyarakat Jepang. Terlepas dari dampak buruk kurangnya istirahat dan tingkat stres yang tinggi, masyarakat Korea Selatan memiliki postur tubuh yang tinggi langsing dan perut rata, sama seperti umumnya masyarakat Jepang. Terpikirkankah ? Hal ini barangkali ada hubungannya dengan etos kerja yang tinggi.

Hubungannya sebenarnya hubungan tak langsung. Sebab, sudah bukan rahasia lagi tubuh yang sehat bugar akan meningkatkan produktivitas. Tubuh tinggi langsing dan perut rata umumnya orang Korea Selatan dan Jepang adalah dampak dari gaya makan mereka. Bagi masyarakat Korea Selatan, Jepang makanan yang sehat adalah bagian penting dari cara hidup. That’s why, penyajian makanan sangat penting bagi mereka. Menu makanan apalagi. Jadi, jangan harap ada makanan yang dihangatkan berhari-hari, sebab bagi mereka makanan itu harus fresh dan habis saat itu juga. Tidak heran lah ya, makanan Asia Timur dipandang sebagai makanan paling sehat sedunia.

Bahkan, untuk urusan kesehatan bagi masyarakat Jepang, adalah urusan negara. Pemerintah Jepang membuat aturan tentang menu anak sekolah dan walau tanpa dikontrol sekalipun oleh pemerintahnya, sekolah-sekolah di Jepang umumnya mengikuti aturan standar menu dari pemerintah dengan menyediakan menu-menu yang sesuai standar. Keren ya!

Menu-menu kaya protein, terutama ikan-ikanan, sayur-mayur yang masih fresh, susu, buah adalah menu-menu yang harus ready dalam setiap makan mereka. Tak heran ya, tubuh masyarakatnya tinggi semampai, perut rata dan langsing, sehat, bugar dan juga bersampak pada produktivitas yang tinggi.

Karya seni merupakan bentuk tiruan alam atau kehidupan manusia

etos kerja korea selatan
sumber gambar

Kembali pada topik etos kerja, bagi kebanyakan orang Korea selatan tepat waktu adalah keharusan sebab jika tidak tepat waktu sama dengan tidak menghargai orang lain. Nah, jadi tidak akan ada istilah jam karet atau ngaret seperti yang terjadi di Indonesia. Menghargai waktu bagi masyarakat Indonesia sepertinya masih bersifat individu belum menjadi budaya bangsa, sementara itu bagi negara-negara maju, termasuk salah satunya Korea Selatan menghargai waktu sudah menjadi budaya bangsa.

Disiplin, tepat waktu, bertanggung jawab pada pekerjaan, dan tak baperan juga menjadi etos kerja masyarakat Korea Selatan. Eh, baperan gimana maksudnya? Mudahnya, lihat deh dalam drama-drama korea Selatan yang bertema kantoran. Jika salah satu karyawan melakukan kesalahan, teman lainnya atau atasannya akan mengutarakannya secara blak-blakan dan orang yang dikritik akan membalas kritikan dengan permintaan maaf dan hasil kerja yang lebih baik.

Dan itu bukan sekedar drama, sebab dalam sebuah karya sedikit banyaknya pasti menggambarkan situasi yang sesuangguhnya terjadi di masyarakat. Sebab, seperti kata Plato bahwa karya seni maupun karya sastra merupakan bentuk tiruan alam atau kehidupan manusia. Terlepas dari semua itu, manusia tidak ada yang terlahir sempurna, karena dibalik nilai plus manusia pasti ada minusnya. Baik itu masyarakat Indonesia maupun masyarakat luar negeri yang jangkauannya jauh dari kita, selalu ada sisi posistif dan negatifnya. Lalu, mengapa tidak kita ambil sisi positif dari suatu bangsa dan membuang sisi negatifnya

You may also like